Makanan khas Ambon-Maluku
Sebagai makanan pokok orang Maluku, sagu dijadikan
“papeda” untuk dimakan dengan “ikan kuah”. Kalo menghidangkan papeda
tanpa “ikan kuah” rasanya tidak lengkap.

Pada saat ini daerah perkotaan di Maluku orang
sudah lebih banyak mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan
sehari-hari. Sagu yang dibuat “papeda” sudah jarang ditemui hanya pada
saat-saat tertentu atau acara khusus saja “Papeda” disajikan bersama
“Ikan kuah kuning”. Tidak semua rumah makan di kota Ambon menyediakan
menu ini hanya pada rumah makan tertentu dan tidak banyak tersedia.

Untuk mengambil papeda dari tempatnya “bale
papeda” menggunakan “gata-gata” (terbuat dari bamboo) agar bisa disantap
dan ada orang tertentu yang akan menaruh / bale papeda ke piring yang
sudah di ada kuah ikannya.

Papeda dimakan tidak memakai sendok tetapi
disantap langsung dari piring, bagi yang belum terbiasa, silahkan
memakai sendok untuk memasukannya ke dalam mulut. Agar mulut tidak
belepotan.

Selain dengan “kuah ikan”,
ada menu lain juga yang dihidangkan, yang akrab dengan sebutan
“makanan ambon”. Yaitu : Kasbi (singkong) Rebus, Acar, Sayur Jantung
Pisang, Sayur Daun Kasbi, Ikan Bakar dan Colo-colo.
Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku.
Papeda dibuat dari tepungsagu. . Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun.
Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu atau rumbia(Metroxylon sago Rottb.). Tepung sagu memiliki ciri fisik yang mirip dengan tepung tapioka Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka, meskipun keduanya sebenarnya berbeda.
Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan yang tinggal di pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mie dan mutiara.
Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan distribusi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar